Kira-kira seminggu yang lalu kami sekeluarga berencana kemping ke pulau rubiah bersama teman-teman kantor sekaligus adik-adik angkatan suamiku. Tapi sekarang ini, aku bukan ingin menceritakan perjalanan selama di pulau rubiah, tapi perjalanan menakjubkan sepulang kami menanyakan jadwal keberangkatan kapal untuk esok harinya di pelabuhan Uleuleu.

Jadwal tiket sudah ditanyakan, dan masih banyak waktu untuk menghabiskan sore. Seketika aku teringat sebuah gambar yang di tweet melalui @iloveaceh. Adalah gambar sebuah bungalow yang menempel di bukit didaerah Lampuuk, salah satu daerah pantai terbaik dengan pasir putihnya di Banda Aceh. Jujur, foto tersebut tidak dalam kualitas tebaik, sepertinya diambil dari kamera hp biasa. Tapi aku penasaran view yang mungkin berada disekitar bungalow.



Perjalanan kami lanjutkan ke Lampuuk. Tweet tersebut tidak mendeskripsikan dengan jelas daerah tepatnya. Tweeps hanya memberi informasi bahwa nama bungalownya adalah Joel Bungalow. Melewati sebuah mesjid fenomenal dan terkenal karena keberadaannya yang tetap utuh setelah tsunami 2004, yaitu mesjid Lampuuk. Tak jauh dari sana terpampang sebuah papan nama bungalow yang aku sudah lupa namanya. Tapi kami coba ikuti petunjuk jalan bungalow tersebut. Benar saja, mengambil jalur kiri, lalu tepat diujung ada belokan ke kiri yang didepannya ada tebing menakjubkan, disitu terpampang dua buah nama bungalow, Joel Bungalow dan satunya lagi adalah bungalow yang tak kuiingat namanya tadi.

Dari sudut itu sudah mulai kelihatan, bungalow-bungalow yang menempel ditebing. Tapi waktu itu kami tidak tau kalau disana terdapat sebuah pemandangan yang lebih menakjubkan lagi. Hanya dengan membayar uang 5000/mobil, kami bisa melihat-lihat pemandangan indah itu. Jalan setapak yang rapi, bukit yang berada disamping kanan dan beberapa bungalow lain berwarna jingga, kami lewati hingga sampailah kami pada pemandangan diluar batas khayalan kami sebelumnya. Sungguh Subhanallah sangat pemandangan tersebut. Sebuah sudut pantai yang berwarna benar-benar biru, dan liku yang menghiasi batas antara pasir putih dan birunya laut, beserta deburan ombat yang menghantam ujung tebing. Tak jauh dari sana, beberapa fasilitas duduk dan tempat bersantai yang lebih dari hanya sekedar pondok yang biasa berjejer di beberapa pantai Banda Aceh, menambah kesempurnaan lukisan alam yang sudah alami dibuat Allah.







Sebuah mini cafe/restaurant dan 6 buah bungalow yang tertempel di dinding tebing juga terasedia disana. Harga bungalow mulai dari Rp 200.000 s/d Rp 600.000 tergantung dari letak bungalow tersebut. Tapi kami sangat tertarik dengan sebuah bungalow yang bernilai Rp 400.000/malam dengan sudut pandang lepas menuju pantai. Terdapat sebuah jendela kaca yang sangat besar, yang bisa dibayangkan akan begitu romantis jika duduk bersantai didalamnya sambil memandang lepas ke arah pasir putih, atau pantulan keremangan bulan purnama. Cocok bagi yang ingin merayakan ulang tahun pernikahan, atau honeymoon. Sedangkan pasir putih dan pondok-pondok didekat pantai, cocok sekali untuk kita yang suka mencari inspirasi juga bagi anak-anak yang gemar bermain pasir.











Seluruh foto diatas diambil dari kamera samsung galaxy tab. Lumayankan hasilnya :)
Published with Blogger-droid v1.6.9

5 Komentar

  1. @iloveaceh disebut juga disini :)
    Terima kasih

    BalasHapus
  2. kapan ya bisa camp di situ...
    keren tu tempat nya....:))

    BalasHapus
  3. Penah punya pengalaman rasisme di Joel Bungalows.

    Autkan wal tahun 2011, saya membooking bungalow berkaca besar seperti yang terlihat pada foto di atas untuk teman saya yang mau datang dari Australia.

    Waktu itu tanpa menyebutkan kalo bookingan itu untuk sorang bule, akhirnya harga yang diberikan sebesar 400rb.

    Setelah 2 malam menginap disana, teman saya menyelesaikan pembayaran, saat itu Joel sendiri yang menerimanya, dia pun mengatakan kalo harga bungalow tersebut hanya 300rb, dia berpikir kalau sebelumnya bungalow tersebut akan di sewa oleh orang local ( sebutan Joel untuk wisatawan Indonesia). Dia juga menjelaskan kalo dia hanya mengkhususkan marketnya untuk foreigner. Alasanya local #$^$%&^%^ (nggak perlu di beber panjang lebar).

    Kaget mendengar cerita teman saya tersebut, akhirnya saya sering datang ke Joel resataurant sambil sesekali mencari info tentang rasisme harga tersebut.

    Dan ini beberafa fakta yang saya dapatkan:
    Harga terendah di Joel 100rb dan yang tertinggi hanya 250rb.
    Harga untuk bule: Bungalow 200rb bisa di diskon menjadi 100rb, ada juga bungalow seharga 50rb (tp harga 50rb ini hanya diberikan untuk bule)
    Harga local: bungalow 250rb bisa di mark up menjadi 500rb.

    Tersiar kabar kalo Joel, warga negara Italy, mungkin karena itu ia merasa wajib memberikan harga rendah untuk bule. Saya coba menayakan kebenaran tentang hal itu pada seorang wanita ( yang menurut pengakuan pekerjanya kalo wanita itu istrinya). Si wanita hanya mengangkat bahu sambil ngejawab: bisa jadi, karena istri Joel memang orang italy (??? lho terus mbak siapanya?, ini hanya dalam hati lho..)

    Tanpa perlu membahas apakah Joel orang Italy atau local (toh anda bisa dengan pasti tahu jawabannya), akhirnya saya pada satu kesimpulan: Joel memberikan harga tinggi untuk tamu local dengan tujuan untuk memsubsidi silang tamu bule yang membayar dengan harga rendah.

    Ini hanya sekedar sharing, waspada terhadap rasisme yang di terapkan di saudara kita negara kita sendiri

    BalasHapus
  4. Mohon info lokernya, barangkali ada hotel / resort (villa,cottage,bungalo) yg sedang membutuhkan kitchen staf / koki / tukang masak,
    silahkan kontak saya ; 085664600785
    skrg saya sedang bekerja dihotel bintang3 sbg helper cook.
    trim's

    BalasHapus