Ceritanya, kunjungan kami berlabuh di rumah Isni, salah satu pengurus FLP. Rumah yang mempunyai lingkungan yang sejuk dan masih berbau hijau, alias asri. Kesananya aja harus melalui pemandangan yang luar biasa. Jalan setapak namun bersih, sawah, pohon-pohon rindang, juga aneka bunga di pinggir jalan. *baru sadar klo ada daerah kayak gini di darussalam

Dirumah Isni dan Rumah-rumah sebelumnya, Hamdi dan Ahza *terutama Hamdi, memunculkan ke'unik'an nya yang kata sebagian orang di kategorikan 'lasak'. Namun, lagi-lagi Hamdi mampu menarik perhatian teman-teman barunya di FLP (ah Hamdi, temanmu memang selalu kakak-kakak dan Om Om, btw kenapa klo perempuan dipanggilnya kakak tapi laki-laki dipanggilnya om? *aneh). Bahkan dua wanita manis (ingat Nuril dan Riza), mengaku jatuh hati pada Hamdi dengan berulang-ulang mengatakan I LOVE YOU, Hamdi.
*(di jawab dengan malu-malu oleh Hamdi : "Iiiiiiiihhhhhhhhhh")
Diam-diam si mama langsung menghitung berapa mayam yang akan disodorkan dua wanita paruh baya itu kelak *mama matre

Ahza, bukannya gak menarik. Namun Ahza lebih ke-perempuan-an alias cewek banget. Kalau rajin ngobrol sama Ahza, celotehannya sering bikin kita terkagum-kagum *hmm. Tapi Ahza sendiri sebenarnya berusaha mencari perhatian untuk mendapat perhatian seperti abangnya. Maka iapun mendapatkan seorang teman untuk bermain injit-injit semut untuk pertama kalinya (Lagi-lagi Baiquni).

Hujanpun tak reda-reda, Sedangkan Hamdi dan Ahza menghabiskan waktu bermain berdua. Sampai pada saat Ahza 'ngelendot' dibadannya Hamdi, dan Hamdi menjatuhkan badannya kebelakang yang nggak disadarinya, ada sebuah gelas kaca disana, lalu...
"Prangg"
Gelas itu pecah, Dan aku langsung menghampiri Hamdi yang menggosok-gosok kepalanya. Awalnya aku tidak melihat tanda-tanda luka sampai aku mengangkat tangan dari kepalanya.. yang ternyata sudah ada darah dan pecahan kaca dibaliknya *OMG. Berusaha tidak panik, walau sebenarnya miris melihat anak yang terluka dikepala dan terbayang kejadian 'kepala bocor' 5 tahun lalu yang harus membuat Hamdi menahan sakit beberapa jahitan. Aku langsung membawanya ke tempat terang, membuang serpihan kacanya, dan menyirankan air kekepalanya sampai bersih, dan memeriksanya lagi. Untungnya teman-teman FLP membantu membersihkan luka dan mengobati (mungkin Nuril sedang mengambil hati calon Ibu mertua *ehem). Alhamdulillah, luka itu tidak besar. Sebuah sobekan kecil namun karena letaknya di kepala, maka darah yang mengalir lebih banyak.

Sepulang dari rumah Isni, Hamdi mendapatkan sebuah oleh-oleh "perban" dikepala, dan meninggalkan jejak gelas pecah. *maaf ya Isni. Sedang Hamdi, masih ceria tanpa tangisan *hebaatt. Ahza yang melihat abangnya terluka berusaha memberi sayang dengan wajah iba. Ya Ahza memang selalu menjadi wanita lembut kalau salah satu keluarganya sakit :) *sungguh ke-wanita-an sekali.

Walau kepala bagian belakang berbalut perban, tapi hamdi tak menghentikan petualangannya untuk berkendara dengan motor ditengah gerimis *Duh. Sedangkan Ahza menyerah, dengan cara ikut masuk ke mobil untuk melanjutkan halal bihalal berikutnya.


1 Komentar

  1. www.rizarahmi.blogdetik.com3 Desember 2010 pukul 19.46

    :D I Love you, Hamdiiiiiii....
    *makin kencang teriaknya karena sudah diakui berwajah manis*
    Ihihi.

    BalasHapus